Monday, December 11, 2006

Mizone Masih Beredar

Kaget juga sih waktu liat iklan Mizone di TV (dengan embel-embel sekarang harganya 2.500 per botol). Padahal setahuku Mizone termasuk kategori minuman yang berbahaya tapi kok ternyata masih diperbolehkan.

Untuk mengurangi rasa penasaran akhirnya ngublek-ublek internet nyari informasi seputar Mizone. Dan benar juga sih bahwa Mizone emang gak dilarang beredar. Kesalahan yang dibuat oleh Mizone hanya mencantumkan satu dari dua bahan pengawet yang digunakan.

Tapi bagaimanapun juga sampe sekarang masih tetap males minum Mizone. Bahkan Sprite yang dulu merupakan minuman favoritku sekarang juga males minum. Lebih enak minum air putih euy :)

Ini nih berita soal Mizone yang kuambil dari Situ Kompas Cyber Media

Mizone Ditarik, Tapi Aman Dikonsumsi


Jakarta, KCM - PT Tirta Investama tetap menarik minuman isotonik Mizone dari pasaran karena kekuranglengkapan informasi pada label kemasan. Namun konsumen tak perlu cemas, karena minuman ini tetap aman dikonsumsi.

Dalam keterangan kepada pers di sebuah hotel Jakarta, Rabu (6/12), PT Tirta Investama melalui Marketing Director, Didi Nugrahadi menyesalkan terjadinya kesalahan prosedur dalam pencantuman nama bahan pengawet pada label kemasan minuman isotonik tersebut.

PT Titra Investama juga membantah isu yang beredar luas di masyarakat bahwa produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Informasi yang menyatakan produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan adalah tak benar dan menyesatkan konsumen. Penarikan ini dilakukan karena adanya kesalahan dalam pencantuman label, di mana hanya tertera satu dari 2 nama bahan pengawet yang dipergunakan. Kami menyesalkan terjadinya misinformasi soal produk ini, tetapi kami tidak memiliki maksud-maksud tertentu apalagi untuk melakukan kebohongan publik," ungkap Didi Nugrahadi.

Didi mengakui, label kemasan Mizone memang hanya mencantumkan satu nama bahan pengawet, yakni Kalium Sorbat dengan konsentrasi 100 mg/liter. Sedangkan bahan pengawet lainnya, Natrium Benzoat (100 mg/liter), tidak terdapat pada label kemasan. "Kami saat ini tengah melakukan penelitian secara internal mengapa hal ini bisa terjadi. Prosesnya memang belum selesai, jadi kami tak bisa menjelaskannya sekarang. Namun yang pasti kami akan melakukannya dengan hati-hati," tambah Didi.

Label kemasan baru lebih lengkap
Didi menerangkan pula bahwa sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk Mizone tetap ditarik dari pasaran. Penarikan ini diharapkan akan tuntas pada 12 Desember mendatang. Selanjutnya, PT Titra Investama akan memasarkan Mizone dengan label kemasan baru yang lebih lengkap.

"Proses penarikan ini akan berjalan secara simultan. Kami saat ini memiliki 30 depo, 50 distributor dan sekitar 1 juta pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun konsumen tak perlu khawatir karena meskipun Mizone dengan label lama masih beredar, produk ini tetap aman dikonsumsi," katanya.

"Kami juga telah memperoleh persetujuan dari BPOM untuk pencantuman label yang baru. Mizone dengan kemasan baru sudah diproduksi dan dapat diperoleh konsumen paling lambat minggu depan," ungkapnya lagi.

Alami kerugian
Pemberitaan miring tentang Mizone memang sempat merebak dalam dua pekan terakhir. Informasi awal di antaranya disampaikan oleh KOMBET (Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet) yang menyatakan bahwa bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat berbahaya untuk digunakan dalam produk minuman isotonik.

Informasi ini menurut Didi bertolak belakang dengan keputusan BPOM yang sudah sejak lama menetapkan dua bahan pengawet ini sebagai zat yang aman untuk kesehatan melalui peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/IX/88.

Didi menerangkan pihaknya mengalami kerugian besar akibat beredarnya isu tersebut. Kerugian ini tidak hanya dialami oleh produsen namun juga di tingkat pengecer. "Banyak pihak yang dirugikan oleh isu tak benar ini. Namun kerugian terbesar buat kami adalah rusaknya nama baik Mizone. Penurunan angka penjualan pasti ada, tapi kami belum memiliki datanya. Kami mendapat informasi dari pedangan asongan, biasanya mereka bisa menjual hingga 3 dus sehari, kini hanya bisa menjual hingga setengahnya saja," terang Didi.

Penulis: acandra

No comments:

Post a Comment