Wednesday, December 13, 2006

Auto Focus on Input Form

Saat kamu buka sebuah situs yang ada formnya, misalnya halaman login, secara otomatis cursor akan langsung terletak di salah satu kolom. Nah, itulah yang disebut dengan "auto focus on input form"

Rumusnya sederhana sih, cuma pakai javascrit doank. Dan yang lebih menyenangkan. Sampai saat ini, kompatible dengan browser Firefox, IE, dan Opera.

Berikut rumusnya.

Taruh bagian yang ditebalkan ini pada body


<body onLoad="self.focus();document.form1.username.focus()">


Setelah itu taruh bagian yang ditebalkan pada script form


<form action="" name="form1">
<input type="text" name="username" size="20">
</form>


Sesuaikan nama form dengan nama input berdasarkan script yang ditaryh di body onLoad

Selamt mencoba :)

Monday, December 11, 2006

Mizone Masih Beredar

Kaget juga sih waktu liat iklan Mizone di TV (dengan embel-embel sekarang harganya 2.500 per botol). Padahal setahuku Mizone termasuk kategori minuman yang berbahaya tapi kok ternyata masih diperbolehkan.

Untuk mengurangi rasa penasaran akhirnya ngublek-ublek internet nyari informasi seputar Mizone. Dan benar juga sih bahwa Mizone emang gak dilarang beredar. Kesalahan yang dibuat oleh Mizone hanya mencantumkan satu dari dua bahan pengawet yang digunakan.

Tapi bagaimanapun juga sampe sekarang masih tetap males minum Mizone. Bahkan Sprite yang dulu merupakan minuman favoritku sekarang juga males minum. Lebih enak minum air putih euy :)

Ini nih berita soal Mizone yang kuambil dari Situ Kompas Cyber Media

Mizone Ditarik, Tapi Aman Dikonsumsi


Jakarta, KCM - PT Tirta Investama tetap menarik minuman isotonik Mizone dari pasaran karena kekuranglengkapan informasi pada label kemasan. Namun konsumen tak perlu cemas, karena minuman ini tetap aman dikonsumsi.

Dalam keterangan kepada pers di sebuah hotel Jakarta, Rabu (6/12), PT Tirta Investama melalui Marketing Director, Didi Nugrahadi menyesalkan terjadinya kesalahan prosedur dalam pencantuman nama bahan pengawet pada label kemasan minuman isotonik tersebut.

PT Titra Investama juga membantah isu yang beredar luas di masyarakat bahwa produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan penyakit lupus. "Informasi yang menyatakan produk Mizone ditarik karena berbahaya bagi kesehatan adalah tak benar dan menyesatkan konsumen. Penarikan ini dilakukan karena adanya kesalahan dalam pencantuman label, di mana hanya tertera satu dari 2 nama bahan pengawet yang dipergunakan. Kami menyesalkan terjadinya misinformasi soal produk ini, tetapi kami tidak memiliki maksud-maksud tertentu apalagi untuk melakukan kebohongan publik," ungkap Didi Nugrahadi.

Didi mengakui, label kemasan Mizone memang hanya mencantumkan satu nama bahan pengawet, yakni Kalium Sorbat dengan konsentrasi 100 mg/liter. Sedangkan bahan pengawet lainnya, Natrium Benzoat (100 mg/liter), tidak terdapat pada label kemasan. "Kami saat ini tengah melakukan penelitian secara internal mengapa hal ini bisa terjadi. Prosesnya memang belum selesai, jadi kami tak bisa menjelaskannya sekarang. Namun yang pasti kami akan melakukannya dengan hati-hati," tambah Didi.

Label kemasan baru lebih lengkap
Didi menerangkan pula bahwa sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk Mizone tetap ditarik dari pasaran. Penarikan ini diharapkan akan tuntas pada 12 Desember mendatang. Selanjutnya, PT Titra Investama akan memasarkan Mizone dengan label kemasan baru yang lebih lengkap.

"Proses penarikan ini akan berjalan secara simultan. Kami saat ini memiliki 30 depo, 50 distributor dan sekitar 1 juta pengecer yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun konsumen tak perlu khawatir karena meskipun Mizone dengan label lama masih beredar, produk ini tetap aman dikonsumsi," katanya.

"Kami juga telah memperoleh persetujuan dari BPOM untuk pencantuman label yang baru. Mizone dengan kemasan baru sudah diproduksi dan dapat diperoleh konsumen paling lambat minggu depan," ungkapnya lagi.

Alami kerugian
Pemberitaan miring tentang Mizone memang sempat merebak dalam dua pekan terakhir. Informasi awal di antaranya disampaikan oleh KOMBET (Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet) yang menyatakan bahwa bahan pengawet Kalium Sorbat dan Natrium Benzoat berbahaya untuk digunakan dalam produk minuman isotonik.

Informasi ini menurut Didi bertolak belakang dengan keputusan BPOM yang sudah sejak lama menetapkan dua bahan pengawet ini sebagai zat yang aman untuk kesehatan melalui peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/IX/88.

Didi menerangkan pihaknya mengalami kerugian besar akibat beredarnya isu tersebut. Kerugian ini tidak hanya dialami oleh produsen namun juga di tingkat pengecer. "Banyak pihak yang dirugikan oleh isu tak benar ini. Namun kerugian terbesar buat kami adalah rusaknya nama baik Mizone. Penurunan angka penjualan pasti ada, tapi kami belum memiliki datanya. Kami mendapat informasi dari pedangan asongan, biasanya mereka bisa menjual hingga 3 dus sehari, kini hanya bisa menjual hingga setengahnya saja," terang Didi.

Penulis: acandra

Friday, December 08, 2006

Angkringan

Hampir setiap hari Selasa, aku dan beberapa teman kantor (biasanya Novi, ama Theo) nge-hik atau Angkringan bersama. Theo biasanya bilang ngu-cing. Disebut ngu-cing karena kita biasa makan nasi kucing (nasi bungkus dengan lauk sedikit sambal dan sedikit ikan bandeng). Dinamakan angkringan karena biasanya yang beli duduknya suka nangkring. Dikatakan hik karena.... apa ya... beberapa orang menyebutnya Hidangan Istimewa Kampung alias hik.

Tapi hik di Salatiga berbeda jauh dengan hik di Solo. Di Salatiga hidanganya sangatlah mini, terutama untuk penggemar hik dari Solo. Bayangin aja untuk sate cuma tersedia sate telur puyuh, kulit ayam, dan kadang satu jeroan ayam. Satu jenis sate yang belum pernah kujumpai di angkringan Salatiga ialah sate kikil. Gak tau kenapa di sini gak ada yang jual sate kikil.

Jajanannya pun juga seadanya. Cuma gorengan biasa. Bila di Solo selain gorengan kadang masih ada wajik, jadah, krupuk, dan beberapa jajanan pasar lainnya.

Penasaran dengan hal ini akhirnya aku tanya ke salah seorang pedagang hik. Katanya sih, orang Salatiga memang tidak gemar bergadang sampai larut malam. Makanya para pedagang hik tidak mau menyajikan terlalu banyak barang dagangan.

Terlepas apakah alasan tersebut benar atau tidak yang jelas kalo di Salatiga sebuah angkringan bisa menjadi yang paling besar maka di Solo bisa-bisa menjadi yang paling kecil hehehe.

Tuesday, December 05, 2006

Ganti Gambar saat Mouse Over

Maksudnya judul itu apa sih? Gini saat kamu kunjungi sebuah web dan arahkan cursor ke sebuah gambar tiba-tiba gambar itu berubah. Nah itulah yang dimaksudkan dengan judul ini. Scriptnya sendiri menggunakan peprograman Java script

Kebanyakan javascript untuk change image when mouse over panjang-panjang euy. Tapi tiba-tiba aja nemu yang cara super ringkas. Begini caranya

Langkah Pertama
Taruh script ini dibagian <head> </head>


<script language="JavaScript" type="text/javascript">
function roll_over(img_name, img_src)
{
document[img_name].src = img_src;
}
</script>


Langkah Kedua
Taruh script tambahan di bagian a href pada image. Contohnya ialah dibawah ini


<a href="some.html"
onmouseover="roll_over('but1', 'icon2.gif')"
onmouseout="roll_over('but1', 'icon1.gif')">
<img src="icon1.gif" width="100" height="50" name="but1" border="0">
</a>


OK. Itu aja. Cukup sederhana kan?
Untuk melihat contoh dan script yang lebih lebih langsung aja ke Web Developers Notes

Monday, December 04, 2006

Keisi 5000 rebu lagi

Hari ini hpku keisi pulsa 5000 perak lagi. Dan masih seperti dulu, gak tau siapa yang ngisi. Mungkin orang yang salah ngirim lagi. Tapi berbeda dengan yang pertama, pengisian kali ini justru membuatku senang. Soalnya pulsaku tinggal 2000 perak hehe.

Jadi berharap nih lain kali ada yang salah kirim, ngirimi aku pulsa 50000 atau sekalian 100000 hehehe

Mizone Dilarang Beredar

Awalnya kaget juga saat dikasih tahu temanku kalau produk ini dilarang beredar. Masak sih? Padahal aku paling seneng ama Mizone. Bahkan lebih suka Mizone dibandingkan Vitazone. Kecuali bentuk botolnya, lebih milih Vitazone.

Tapi ternyata produk Mizone berbahaya bagi kesehatan. Walah, kalau gitu emang lebih baik minum air putih yang direbus sendiri aja. Lebih sehat coy...

Berikut beritanya yang kuambil dari Suara Karya Online


JAKARTA (Suara Karya): Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menindaklanjuti temuan Komite Masyarakat Anti Bahan Pengawet (Kombet) terkait minuman isotonik (pengganti cairan tubuh), jus, teh/kopi, dan tasted beverage berpengawet.

Minuman kemasan tersebut, menurut temuan Kombet, melanggar ketentuan pelabelan serta pencantuman kandungan bahan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat.

Dari pengaduan Kombet, BPOM menguji 9 produk minuman kemasan dari berbagai ketegori. Tetapi menurut dokumen BPOM yang diperoleh Suara Karya, tindakan berupa penarikan dari pasar, penggantian label, atau pemusnahan hanya dilakukan terhadap 5 produk. BPOM tidak menindaklanjuti 4 produk lainnya karena tidak terdaftar dalam database-nya.

"Dari sembilan produk yang dinyatakan melanggar, ada empat produk yang tidak terdaftar pada database Badan POM," kata Deputi Kepala BPOM bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Dedi Fardiaz, dalam dokumen berkop resmi Badan POM tertanggal 27 November 2006.

Terhadap empat produk tak terdaftar itu, kata Dedi, BPOM sedang melakukan tindak lanjut mencari sample di pasar. Kesembilan produk yang ditengarai melanggar ketentuan adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus, Zestea, Boyzone, Zegar Isotonik, Kopi Kap, dan Jolly Cool. Sementara lima produk yang akan ditarik BPOM dari pasar adalah Mizone, Zporto, Mogu-mogu, Jungle Jus dan Zestea.

Direktur Eksekutif Kombet Nova Kurniawan mengatakan, BPOM berjanji akan menarik 5 produk dari 9 produk itu. "Kalau produsen tidak menarik produknya, Badan POM yang akan menariknya," kata Nova, yang mengatakan sudah bertemu dengan Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Badan POM, Sukirman Said Umar. Menurutnya, Kombet mendapat jaminan produsen diberi waktu sepekan untuk menarik produknya. Selanjutnya, jika semua sudah terkumpul, akan dimusnahkan.

"Kalau Badan POM tak serius, Kombet akan melakukan class action," kata Nova di Jakarta, Rabu (29/11). Nova mengaku belum melihat surat BPOM yang diajukan kepada produsen. "Badan POM takut surat itu jatuh ke tangan pers sehingga bisa dikhawatirkan merusak citra produsen," ujar dia.

Menurut hasil survai Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 73,3 persen masyarakat Jabodetabek gemar minuman kemasan. Dari 800 responden, 52,5 persen mengaku dalam sebulan mengonsumsi minuman kemasan 10 kali.

Deputi Direktur LP3ES Naning Mardiniah menjelaskan, kegemaran itu tak dibarengi pengetahuan bahaya bahan pengawet dalam minuman kemasan. "Sebanyak 64,8 persen responden tidak tahu jenis bahan pengawet seperti natrium benzoat," katanya di kantornya, Rabu kemarin.

Meski tanpa rekomendasi khusus, Naning berharap hasil survei tersebut bisa menjadi pegangan bagi para pengambil keputusan di tingkat pemerintah.

"Ini juga bahan bagi siapa saja, terutama pengambil keputusan, untuk melindungi konsumen serta pelayanan kesehatan tidak ada rekomendasi secara khusus," katanya. (Mangku)