Friday, April 20, 2007

Sebuah Buku berjudul The Lion, The Witch And The Wardrobe

Karya pertama C.S. Lewis dari rangkaian The Chronicles of Narnia dengan seri pertamanya The Lion, The Witch And The Wardrobe. Konon Lewis tidak bermaksud membuat seri Narnia, jadi hanya pada buku The Lion, The Witch And The Wardrobe. Itulah alasannya kenapa urutan bukunya acak-acakan. Buku ini seharusnya menjadi buku kedua secara kronologis setelah The Magician’s Nephew

Lalu bagaimana sebenarnya kisah The Lion, The Witch And The Wardrobe? Berikut sedikit bocorannya

Kisah ini dimulai dengan pengungsian empat orang anak yaitu Peter, Edmund, Susan, dan Lucy ke rumah seorang profesor pada masa Perang Dunia II. Saat berada di rumah Sang Profesor secara tidak sengaja Lucy memasuki dunia Narnia ketika dia bersembunyi di sebuah lemari saat mengikuti permainan petak umpat bersama teman-temannya. Apa yang dilihat oleh Lucy selanjutnya diceritakan kepada teman-temannya. Namun sayang, tidak ada satupun yang percaya dengan cerita Lucy. Bahkan Edmund yang dikemudian hari juga ke Narnia tidak mau mengakuinya dihadapan yang lain. Namun, yang namanya kebenaran cepat atau lambat pasti diketahui oleh semua orang. Demikian juga dengan cerita Lucy.

Suatu hari, untuk menghindari pengurus rumah yang sedang mengantarkan tamu, mereka berempat memasuki Lemari Ajaib itu, dan bersama-sama sampai ke Narnia, menemukan bahwa cerita Lucy selama ini benar adanya. Dari keluarga Berang-berang yang mampu berbicara mereka akhirnya mengetahui apa yang sedang terjadi di Narnia. Bahwa seorang Penyihir Putih yang jahat telah membuat dunia Narnia mengalami musim salju yang berkepanjangan. Namun, keluarga Berang-berang tersebut yakin bahwa pemerintahan Ratu Penyihir tidak lama lagi akan berakhir karena Aslan, Sang Penguasa Narnia yang sebenarnya telah kembali ke Narnia.

Saat mereka sedang ngobrol, eh Edmund malah pergi dan menemui Penyihir Putih yang ia temui saat kunjungan pertamanya ke Narnia. Ia memiliki pandangan yang berbeda dengan yang lain mengenai Penyihir Putih. Ia justu merasa Penyihir Putih berpihak kepada kebenaran. Hal ini ia simpulkan setelah ia diberi roti oleh Penyihir dan dijanjikan jika Penyihir bisa menangkap manusia (teman-temannya) maka ia akan dijadikan Raja Narnia.

Menyadari bahaya yang akan menyerang maka keluarga Berang-berang dan ketiga anak tersebut segera melarikan diri menuju ke Stone Table, berharap bisa berjumpa dengan Aslan.

Sedangkan Edmund? Nasibnya tragis. Penyihir Putih sekarang telah berubah menjadi jahat dan membiarkan Edmund kedinginan saat menemani dia mencari keluarga Berang-berang. Bahkan ia memperlakukan Edmund selayaknya budak, jauh dari janjinya waktu pertama kali bertemu, bahwa ia akan menjadikan Edmund sebagai Raja Narnia.

Kembali ke pihak Aslan. Ah, tidak, sebaiknya kalian baca sendiri bukunya atau melihat langsung kehebatan filmnya. Tidak seru membeberkan semua kisah dalam tulisan ini. Lagi pula membeberkan semua ceritanya ntar kena sangsi pihak berwajib hehe

No comments:

Post a Comment