"Ah tiap hari kok semakin panas, gak musim panas gak musim penghujan, selalu saja panas kalau angin bertiup malah membawa penyakit." Keluhan tersebut sering kali kudengar dari beberapa rekanku.
Cuaca saat ini memang sangat berbeda dengan cuaca di zamannya Soeharto masih berkuasa dulu. Kalau dulu datangnya musim kemarau dan penghujan masih dapat diperkirakan pada bulan berapa sampai berapa, sekarang tidak lagi. Di bulan Mei yang seharusnya sudah masuk musim kemarau eh tiba-tiba turun hujan deras. Hujanpun tidak hanya membuat bumi basah, tetapi juga banjir dan tidak jarang disertai angin ribut. Jika dulu selama musim panas maka udara akan terasa panas namun sekarang bisa saja tiba-tiba mendung. Suasana gerah sebelum hujan tiba kali ini hampir menyamai gerahnya saat musim kemarau. Bertiupnya angin justru tidak membawa kesegaran namun penyakit. Duh.... bagaimana nasih bumi tercinta ini.
Kekacauan cuaca ini memang sudah diprediksikan sebagai akibat ulah manusia yang tidak mau menjaga lingkungannya. Penggunaan bahan bakar secara berlebihan (minyak bumi, batubara, dan gas) dan alat pendingin secara berlebihan dan pembuangan limbah organik tanpa diolah agar ramah dengan lingkungan merupakan contoh perbuatan manusia yang menyebabkan semakin naiknya gas rumah kaca. Hal ini diperparah dengan pembakaran hutan baik sengaja maupun tidak. Produksi O2 semakin menipis karena jumlah pohon semakin menipis, padahal jumlah CO2, zat yang tidak diperlukan tubuh semakin banyak.
Inilah yang orang sering kali menyebutnya sebagai Pemanasan Global atau Global Warming. Dampak dari Global Warming sendiri sebenarnya tidak hanya melulu masalah cuaca yang tidak menentu dan udara yang semakin panas, tetapi juga menyangkut kemampuan bumi menyediakan pangan, kesehatan manusia yang semakin memburuk, dan air permukaan laut yang semakin bertambah tinggi karena pencairan es di kutub utara dan selatan.
Untuk mengatasi hal itu pemerintah telah merencanakan beberapa kebijakan. Salah satunya ialah Gerakan Tanam dan Pelihara 10 Juta Pohon yang dimulai sejak tanggal 1 Desember 2007 kemarin. Beberapa pemda (Pemerintah Daerah) juga telah mencanangkan penghijaun kembali untuk kotanya. Pemda Solo mencanangkan tahun 2008 Solo menjadi kota bunga, sedangkan Pemda Bali menggalakkan juga menggalakkan penghijauan untuk daerahnya. Beberapa spanduk yang menekankan pentingnya kesadaran memelihara lingkungan bertebaran di beberapa tempat.
Selain itu PBB sebagai badan persatuan antar negara menyelenggarakan juga Konferensi Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali pada tanggal 2-14 Desember 2007. Konferensi yang diikuti oleh lebih dari 10.000 peserta dari berbagai negara ini diharapkan mampu menghasilkan keputusan penting yang dapat manusia lakukan untuk mencegah Global Warming.
Sebagai warga negara yang baik kita juga bisa ikut berpartisipasi. Selain menanam pohon dan tanaman, memelihara kebersihan lingkungan dan udara juga sangat penting. Prakteknya seperti jangan membuang sampah sembarangan sekalipun hanya bungkus permen karet, berjalan kaki atau bersepeda bila tempat tujuan dekat, dan jangan merokok di tempat umum atau terbuka.
Mari kita selamatkan bumi kita
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. (Kejadian 1:28)
coba sosiago influencer marketing
ReplyDelete