"[Milis PMK Fisip] Mantan Pengurus Exodus Meninggal". Judul email tersebut karuan mengagetkanku dan membuatku bertanya-tanya siapa yang meninggal? Semua yang pernah menjadi pengurus majalah terbitan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) FISIP Universitas Sebelas Maret tersebut usianya belumlah dapat dikatakan tua, mereka masih muda. Tanpa menunggu lebih lama segera kubuka email tersebut; Windi Kimiliasari, mahasiswi angkatan 2000 telah meninggal dunia. Ia meninggal karena di duga menderita sindroma Lupus, sebuah penyakit langka yang sampai saat ini belum ada obatnya.
Walaupun aku tidak terlalu dekat dengan Windi, namun aku tahu ia merupakan gadis ramah yang enak untuk diajak ngobrol. Terakhir aku kontak dengan dia kira-kira 2 tahun lalu saat awal-awal aku bekerja di Salatiga. Saat itu aku pikir dia punya keluarga di Salatiga tapi ternyata di Boyolali.
Windi merupakan salah seorang temanku di PMK FISIP UNS yang kutahu telah pergi mendahului teman-temannya. Kurang dari satu tahun yang lalu anggota PMK FISIP UNS yang lain, Yohanes PU (Sosiologi '99) juga telah dipanggil menghadap hadirat Bapa di Sorga. Ia meninggal karena gangguan pernafasan yang ia alami sebelum berangkat bekerja.
Kejadian tersebut tentu saja membuatku sedih dan kadang protes kenapa Tuhan tega memanggilnya? Bukankah dia masih muda dan memiliki masa depan cerah? Dengan cepat sebagian dariku langsung mengajukan berbagai pernyataan yang intinya percaya bahwa Tuhan tidak pernah salah. Dan aku yakini itu.
Selain jawaban 'beriman' tersebut aku juga diingatkan untuk menghargai (mengasihi) sesama dan tentu saja diriku sendiri setiap harinya. Dalam menabur benih kasih itulah aku dihadapkan pada pernyataan "bagaimana jika hari ini adalah hari terakhir?" Bila kita tahu kapan seseorang akan meninggal tentu kita tidak ingin menyakitnya. Bila kita tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini tentu kita juga akan mengerjakan yang paling baik di dunia ini.
Namun, sayangnya kita tidak akan pernah tahu kapan waktunya. Semuanya adalah rahasia Ilahi. Bisa saja nanti kalau sudah tua, satu tahun lagi, atau bahkan hari ini merupakan hari terakhir bertemu dengan orang tersebut. Selagi masih ada waktu lebih baik menaburkan kasih kepada sesama daripada menebarkan benih permusuhan. Sebab kita tidak akan pernah tahu esok seperti apa.
"Bagaimana Jika Hari Ini Adalah Hari Terakhir"
No comments:
Post a Comment